E-Banking yang juga dikenal dengan istilah internet
banking ini adalah melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya
melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan.
Sejarah E-Banking
Pertama dikonseptualisasikan dalam pertengahan 1970-an,Inggris Negara
pertama yang mempunyailayanan perbankan online, didirikan oleh Bank of Scotland
bagi para pelanggan dari Nottingham Building Society (NBS) pada tahun 1983.
Beberapa bank yang ditawarkan nasabah perbankan elektronik pada
tahun 1985. Namun, kurangnya pengguna internet, dan biaya yang
terkait dengan penggunaan online banking, terhambat pertumbuhan. Ledakan
Internet di-akhir 1990-an membuat orang lebih nyaman dengan membuat transaksi
melalui web. Meskipun kehancuran dot-com, E-Banking tumbuh bersama
Internet.
Sementara lembaga keuangan mengambil langkah untuk menerapkan E-Banking
di pertengahan 1990-an, Stanford Federal Credit Union adalah lembaga keuangan
pertama yang menawarkan layanan internet banking online untuk semua anggotanya
pada bulan Oktober 1994, banyak konsumen ragu-ragu untuk melakukan transaksi
keuangan melalui web. Butuh adopsi perdagangan elektronik,
berdasarkan perusahaan trailblazing seperti America Online, Amazon.com dan
eBay, untuk membuat ide membayar untuk barang secara online luas. Pada
tahun 2000, 80 persen dari bank-bank AS yang ditawarkan E-Banking. Digunakan
pelanggan tumbuh perlahan-lahan. Di Bank of America, misalnya, butuh
10 tahun untuk memperoleh 2 juta E-Banking pelanggan. Namun,
perubahan budaya yang signifikan terjadi setelah ketakutan Y2K berakhir.
Pada tahun 2001, Bank of America menjadi bank pertama ke atas 3
juta pelanggan online banking, lebih dari 20 persen basis pelanggannya. Sebagai
perbandingan, lembaga-lembaga nasional lebih besar, seperti Citigroup mengklaim
2,2 juta hubungan online secara global, sementara JP Morgan Chase memperkirakan
memiliki lebih dari 750.000 pelanggan online banking. Wells Fargo
memiliki 2,5 juta pelanggan online banking, termasuk usaha kecil. Pelanggan
online terbukti lebih loyal dan menguntungkan dari pelanggan biasa. Pada
Oktober 2001, Bank of America pelanggan dieksekusi rekor 3,1 juta pembayaran
tagihan elektronik, dengan total lebih dari $ 1 miliar. Pada tahun
2009, sebuah laporan Gartner Group memperkirakan bahwa 47 persen orang dewasa
AS dan 30 persen di Inggris bank online.
Tahun 2000, implementasi E-Banking dan mobile banking mulai di lakukan
oleh beberapa Bank di Indonesia. Bank di Indonesia mulai memasuki dunia maya.
E-Banking yang ada di Indonesia antara lain :
1998 Sep, Bank Internasional Indonesia https://www.bankbii.com/
2000, Bank Niaga https://secure.bank2home.com/ib-niaga/Login.html
2001, Bank Bukopin https://secure.bank2home.com/appbukopin/login.jsp
2001, Bank Sentral Asia (BCA) https://ibank.klikbca.com/
2003, Bank Mandiri https://ib.bankmandiri.co.id/
2005, Bank PermataNet https://www.permatanet.com
2006, Bank Permata E-Business https://www.permatae-business.com/
2007, Bank Negara Indonesia https://ibank.bni.co.id/
Bank Lippo https://ebanking.lippobank.co.id
Berikut adalah beberapa penerapan dari E-Banking
yang telah diterapkan bank-bank di Indonesia:
1. ATM, Automated Teller Machine atau
Anjungan Tunai Mandiri
Penerapan E-Banking paling populer yang kita kenal.
Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan
penarikan tunai. Dalam perkembangannya, mungkin untuk melakukan pemindahbukuan
antar rekening, pembayaran ( kartu kredit, listrik, dan telepon ), pembelian (
voucher dan tiket ), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu
switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat
pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu
debit. Belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima
setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM.
2. Phone Banking
Penerapan yang memungkinkan nasabah untuk melakukan
transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya hanya bisa diakses melalui
telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka
tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun
nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi
yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta
dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun kemudian berkembang untuk transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ( kartu kredit, listrik, dan
telepon), pembelian ( voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain, serta
dilayani
oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang
lebih praktis dibandingkan ATM untuk transaksi
non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita
bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
3. Internet Banking
Penerapan teranyar E-Banking yang
memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan
komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone
Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ( kartu kredit, listrik, dan
telepon), pembelian ( voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan
dari internet banking ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu
dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
4. SMS/m-Banking
Penerapan ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking,
yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur
transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan
antar rekening, pembayaran ( kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian
voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun
tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Penerapan ini sebenarnya
termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus
menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Jenis-jenis teknologi E-Banking
· Automated Teller
Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau
perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai
dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau
pemindahan dana.
· Computer Banking.
Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat
data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar
tagihan, dan lain-lain.
· Debit (or check)
Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang
memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening
banknya.
· Direct Deposit.
Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi
kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau
pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap
rekening nasabah.
· Bill payment Direct
Payment (also electronic). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan
nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut
secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct
payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus
menginisiasi setiap transaksi direct payment.
· Electronic Bill
Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau
diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email
atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut,
pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran
tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
· Electronic Check
Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening,
jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan
pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
· Electronic Fund
Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke
rekening lainnya melalui media elektronik.
· Payroll Card.
Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai
pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada
terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran
pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
· Preauthorized
Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah
untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening
banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran
tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara
elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya
PLN atau PT Telkom).
· Prepaid Card.
Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan
sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
· Smart Card. Salah
satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips
atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau
melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi
pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini
bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi
publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
· Stored-Value
Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi
melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang
diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain, misalnya kartu dengan logo
MasterCard.
Manfaat E-Banking
Manfaatnya penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja
yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo
rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran
tagihan-tagihan rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll.
Dengan memanfaatkan E-Banking banyak keuntungan yang akan diperoleh
nasabah terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat
dihemat karena E-Banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja
sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan E-Banking
tersebut.
Dengan hadirnya E-Banking tidak hanya nasabah saja yang mendapatkan
manfaat melainkan juga menciptakan efek manfaat yang lain bagi bank, yakni
meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee based income). Sebagian
besar fee berasal dari layanan transaksi yang ditawarkan E-Banking, misalnya
untuk pembayaran tagihan listrik dikenai biaya Rp 2.500 per transaksi.
Pihak-pihak yang berperan terhadap berlangsungnya E-Banking
Sisi manfaat teknologi yang bermanfaat bagi manusia ini tentunya harus dijaga sebaik mungkin agar pelayanan E-Banking dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, dibutuhkan para ahli, sumber daya manusia, karyawan, alat teknologi dan ilmu manajemen yang baik agar bisa menjaga atau memberikan inovasi terhadap fungsi E-Banking ini. Terutama dari sisi manajemen yang merupakan nyawa dari sebuah perbankan karena melibatkan pihak teratas (Top Manager), pihak menengah (Middle Manager) hingga pihak terbawah (Low Manager). Ketiga elemen itulah yang bertanggung jawab atas keberdayaan manajemen yang baik di perbankan. Khususnya untuk memperoleh respon yang baik dari masyarakat tentang fasilitas E-Banking yang merupakan proyek andalan setiap bank di dunia.
Ancaman keamanan
Meskipun menawarkan kemudahan,tetap saja ada ancaman keamanan yang
mengintai. Biasanya, ancaman ini ditujukan kepada pihak pengguna yang notabene
lemah dari sisi kesadaran berteknologi. Beberapa ancaman yang sering muncul,
antara lain Typo-site atau website forging merupakan teknik membuat situs yang
memiliki domain dan tampilan yang mirip dengan situs aslinya. Tujuannya,
mendapatkan username dan password pengguna. Misalnya saja, situs dengan nama
netbank.com. Kembaran situs ini biasanya memiliki nama-nama yang mirip, seperti
net-bank.com, netbank.com, atau netibank.com.
Key-logger adalah virus atau trojan yang tersembunyi dan bertugas
merekam setiap input ketikan tombol user keyboard. Aplikasi ini tertanam di
komputer tanpa diketahui pengguna dan bertugas mendapatkan username dan
password akses pengguna ke suatu situs.Man in the middle attack, aktivitas
seorang cracker (sebutan untuk hacker jahat) yang menyadap informasi dari
pengguna. Informasi yang disadap bisa berupa password, username, dan pesan elektronik.
Kejadian ini biasanya menimpa pengguna yang menggunakan komputer di lingkungan
umum seperti warnet dan free hotspot.
Kesadaran berteknologi, meskipun pihak bank selaku penyedia layanan
internet banking telah meningkatkan pengamanan layanannya, tetap saja sasaran
yang paling empuk adalah pengguna layanan. Titik kelemahannya ada pada minimnya
kesadaran berteknologi pengguna. Misalnya, pengguna berbagi kode PIN, selalu
mengklik “Yes” ketika muncul notifikasi di komputer, dan lupa logout.
Keamanan dalam menggunakan fasilitas E-Banking
Keamanan merupakan isu utama dalam E-Banking karena sebagaimana kegiatan
lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap
pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam E-Banking
adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure
HTTP).
BCA salah satu bank pelopor E-Banking di Indonesia contohnya. BCA
menawarkan produk perbankan elektronik berupa KlikBCA, yang memberikan
kemudahan untuk melakukan transaksi perbankan melalui komputer dan jaringan
internet. KlikBCA dilengkapi dengan security untuk menjamin keamanan dan
kerahasiaan data dan transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Untuk menambah
keamanan pihak bank melengkapi juga dengan KeyBCA, yaitu alat pengaman tambahan
untuk lebih mengamankan transaksi finansial di KlikBCA. Alat ini berfungsi
untuk mengeluarkan password yang selalu berganti setiap kali melakukan
transaksi finansial. Dengan demikian, keamanan nasabah bertransaksi akan makin
terjaga.
Selain itu untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia
pribadi (PIN). Sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan
SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai
pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti
tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking,
nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar